Serunya Menjelajah Keunikan dan Kehidupan Satwa di Kebun Binatang Surabaya
Halo sahabat pembaca setia, apa kabar? Semoga kalian selalu diberi kesehatan dan semangat untuk terus menjelajahi hal–hal baru dalam hidup. Kali ini, izinkan aku, Zakiya, berbagi sebuah pengalaman berharga dari perjalanan yang baru saja aku lakukan—sebuah kunjungan pertama ke Kebun Binatang Surabaya. Meskipun tempat ini sudah sangat populer di kalangan wisatawan, ternyata hadir langsung di sana memberi sensasi berbeda yang sulit digambarkan hanya dengan kata “jalan-jalan”. Ada rasa kagum, haru, sekaligus hangat—seperti menemukan kembali ketertarikan terhadap alam dan kehidupan satwa yang selama ini hanya kulihat dari layar.
Suasana Pertama Saat Memasuki Area Kebun Binatang
Begitu melangkahkan kaki melewati gerbang utama, aku langsung disambut oleh udara yang terasa sedikit lebih teduh dibandingkan jalan raya di luar. Rimbunan pepohonan besar berjajar seperti penjaga alami. Daunnya bergoyang pelan diterpa angin, seolah menyambut setiap pengunjung yang datang.
Sebagai orang yang jarang berkunjung ke kebun binatang, langkah pertama itu terasa emosional. Ada campuran rasa penasaran dan antusias. Di sisi kiri, kulihat beberapa keluarga kecil berjalan sambil menggandeng anaknya, sementara di sisi lain sekelompok mahasiswa sibuk memotret area sekitar. Suasana terasa hidup, tapi tidak bising. Rasanya seperti berada di ruang terbuka luas yang penuh cerita.
Aku berhenti sejenak, menarik napas, lalu tersenyum sendiri. “Akhirnya, sampai juga ke sini,” batinku.
Keramaian Pengunjung yang Tetap Terasa Nyaman
Hari itu bukan akhir pekan, tapi tetap saja pengunjungnya cukup banyak. Namun menariknya, keramaian di Kebun Binatang Surabaya tidak terasa sesak. Orang-orang berjalan santai mengikuti jalur yang sudah tertata. Setiap titik satwa memiliki pagar pembatas dan ruang pandang yang luas, sehingga tak perlu berdesakan untuk melihat.
Yang paling membuatku senang, suasananya terasa ramah. Banyak orang yang saling menghargai. Saat aku berhenti lebih lama di kandang jerapah untuk mengabadikan momen, seorang ibu di sebelahku justru memberi ruang sambil tersenyum.
Keramaian di sini bukanlah kebisingan, melainkan kehangatan—suara tawa anak-anak, langkah kaki pelan, dan percakapan kecil yang membuat tempat ini terasa hidup.
Menikmati Keanekaragaman Satwa dari Dekat
Bagian paling berkesan tentu saja saat melihat satwa satu per satu. Rasanya seperti berjalan di antara halaman buku bergambar yang hidup. Setiap sudut menghadirkan kejutan berbeda.
Aku mulai dari area primata. Seekor orangutan besar duduk santai di atas kayu, sesekali memandang sekitar dengan mata yang terasa dalam. Ada momen ketika ia menatap pengunjung cukup lama—dan entah mengapa, aku merasa seperti sedang dipandang balik sebagai sesama makhluk hidup, bukan sekadar penonton.
Di area gajah, langkahku melambat. Gajah-gajah itu tampak anggun meski tubuhnya besar. Sesekali belalainya bergerak pelan, memainkan rumput di tanah. Aku berdiri cukup lama di sana, membiarkan diri larut dalam keheningan yang tenang.
Ada rasa kagum yang tidak dibuat-buat. Menghadapi satwa secara langsung membuatku sadar bahwa mereka bukan sekadar objek wisata, tetapi kehidupan yang patut dihargai.
Sarana dan Fasilitas yang Tertata Rapi
Sebagai pengunjung pertama kali, aku sangat memperhatikan fasilitas yang tersedia. Dan jujur saja—Kebun Binatang Surabaya memberikan kesan positif.
Jalur pejalan kaki tertata baik, dengan papan petunjuk yang jelas sehingga tidak perlu takut tersesat. Area duduk tersedia di beberapa titik, sangat membantu ketika rasa lelah mulai terasa setelah berjalan lama. Toilet pun cukup mudah ditemukan dan kondisinya bersih.
Tempat sampah diletakkan di banyak sudut, membuat pengunjung terbiasa menjaga kebersihan. Hal kecil seperti ini terasa sederhana, tapi justru menunjukkan keseriusan pengelolaan.
Aku merasa nyaman dan tidak terburu-burulah saat berjalan. Rasanya seperti diajak mengenal satwa dengan ritme yang tenang.
Mencicipi Jajanan dan Kuliner di Dalam Area Wisata
Setelah hampir dua jam berkeliling, rasa lapar akhirnya datang juga. Untungnya, di dalam area tersedia beberapa kios makanan dan minuman. Aku memilih duduk di salah satu sudut yang teduh sambil menikmati minuman dingin dan camilan sederhana.
Yang menarik, suasana tempat makannya tetap sejalan dengan nuansa wisata alam—tidak terlalu ramai, tidak terlalu komersial. Sesekali terdengar suara burung dari kejauhan, membuat waktu istirahat terasa santai.
Di meja sebelah, kulihat seorang anak kecil dengan mata berbinar bercerita kepada ibunya tentang harimau yang baru saja ia lihat. Adegan sederhana itu membuatku tersenyum—betapa tempat ini bukan sekadar destinasi, tapi juga ruang belajar yang penuh kenangan.
Harga Tiket yang Masih Terjangkau
Sebelum berangkat, aku sempat membayangkan harga tiketnya akan cukup mahal. Namun ternyata, biaya masuk masih tergolong ramah di kantong. Perasaan lega langsung muncul, karena menurutku pengalaman sebesar ini layak dinikmati siapa saja.
Dengan harga yang terjangkau, kita bisa mendapatkan kesempatan melihat ratusan satwa, berjalan di area rindang, dan menikmati suasana penuh edukasi. Rasanya seperti investasi kecil untuk pengalaman yang besar.
Bahkan, jika datang bersama keluarga, nilai manfaatnya terasa jauh lebih tinggi dibandingkan biaya yang dikeluarkan.
Keramahan Petugas dan Warga Sekitar
Hal lain yang membuat perjalanan ini semakin berkesan adalah keramahan orang-orang yang kutemui. Petugas di area satwa selalu siap memberi penjelasan ketika ada pengunjung yang bertanya. Cara mereka berbicara santun dan informatif, membuat suasana terasa akrab.
Di pintu masuk, seorang petugas bahkan sempat menanyakan apakah ini kunjungan pertamaku. Saat kujawab “iya”, ia tersenyum dan berkata, “Semoga senang ya, Mbak Zakiya.” Kalimat sederhana itu terasa hangat.
Warga yang berjualan di sekitar area luar pun ramah. Tidak ada paksaan atau teriakan menawarkan dagangan. Semua terasa natural dan menyenangkan.
Momen Refleksi: Merasakan Kedekatan dengan Alam
Di salah satu sudut yang agak sepi, aku duduk beberapa menit sendirian. Rasanya seperti sedang berbicara dengan diri sendiri. Kunjungan ini bukan hanya soal melihat satwa, tapi juga tentang menyadari bahwa manusia dan alam adalah satu kesatuan.
Di tengah rutinitas kota yang padat, tempat seperti Kebun Binatang Surabaya menjadi ruang jeda—tempat kita belajar kembali untuk menghargai keberagaman kehidupan.
Aku pulang membawa lebih dari sekadar foto. Aku pulang dengan rasa tenang, kagum, dan sedikit haru.
Penutup: Perjalanan yang Pantas Diulang
Kunjungan pertamaku ke Kebun Binatang Surabaya bersama-sama memberi rasa bahagia, takjub, dan penuh kesan. Tempat ini bukan hanya destinasi wisata, tetapi ruang pembelajaran, ruang kehangatan, dan ruang untuk kembali mengenal alam dari jarak dekat.
Sebagai Zakiya, aku merasa perjalanan ini membuka sudut pandang baru dalam memaknai hubungan manusia dengan satwa. Jika ada kesempatan, aku ingin kembali lagi suatu hari nanti—mungkin dengan membawa keluarga atau teman agar mereka bisa merasakan keindahan pengalaman yang sama.
Sampai di sini dulu cerita perjalanan kali ini. Terima kasih sudah setia membaca tulisanku. Semoga pengalaman sederhana ini bisa menemani dan mungkin menginspirasimu untuk suatu hari berkunjung ke Kebun Binatang Surabaya juga. Sampai jumpa di cerita perjalanan berikutnya!
Komentar Teman:
Tidak hanya aku yang merasakan pengalaman baru di Kebun Binatang Surabaya hari itu. Temanku, Dinda, yang ikut serta dalam perjalanan ini juga berbagi kesannya, terutama setelah ia masuk ke wahana Akuarium. Katanya, ia benar-benar takjub melihat aneka ikan berwarna-warni yang berenang tenang di balik dinding kaca besar. Dinda bercerita bahwa suasana di dalam wahana terasa sejuk dan sedikit temaram, membuat pengunjung bisa menikmati pemandangan bawah air dengan lebih fokus. Ia bahkan sempat berdiri cukup lama di depan akuarium raksasa, terpaku melihat gerakan ikan hiu, ikan channa dan sekumpulan ikan kecil yang berenang bergerombol. Menurutnya, wahana Akuarium ini bukan hanya menarik untuk anak-anak, tetapi juga memberi rasa tenang dan menyenangkan bagi orang dewasa yang ingin sejenak merasakan sensasi berada di dunia bawah laut.


0 Comments
Posting Komentar